Sabtu, 10 Januari 2009

Jangan Berprasangka



Tidak ada niat apapun di dalam hatiku dan temanku, ketika malam itu kami berlama-lama ngopi di ujung sebuah gang remang-remang. Kami hanya ingin melihat wajah mereka, mendengar suara mereka, dan memahami kebiasaan mereka. Dunia itu terlalu asing bagi kami dan kami tergoda untuk mengintipnya.

Mereka ternyata manusia biasa, walaupun berdandan lebih seronok dari pada wanita-wanita biasa. Mereka bukan monster seksi, walaupun cara tampil mereka lebih berani dan genit.
"Sudah punya pacar mas?" tanya seseorang yang sej'ak aku duduk di situ asyik mengepulkan asap ke hadapanku.
"Sudah," jawabku berbohong sekenanya.

Dia pasti mengira aku sedang coba-coba memasuki dunia mereka, membiarkan diri dipeluk oleh kenikmatan yang mereka jajakan.

"Kalau begitu, tidak baik mas datang kemari." Di keremangan lampu warung, kulihat wajahnya bersungguh-sungguh. "Di sini tempat kotor. Siapapun yang datang akan tertulari kekotorannya. Tidak hanya penyakitnya yang menular, mentalitasnya juga menular."

Aku kaget. Mestinya ia menawarkan diri kepadaku. Sebaliknya ia memberiku nasehat bijak, dan kemudian panjang lebar mengajariku melintasi kehidupan dengan contoh konkrit kisah hidupnya sendiri. Mereka manusia biasa, yang bahkan bisa memberi nasehat. Semua orang memiliki sisi baiknya masing-masing.

1 komentar:

uchie mengatakan...

Hati-hati lho pak, itu tempat remang-remang ...

Posting Komentar